Menjadi Mentor Menulis

Sudah sekian lama hibernasi dapat notif dari FB. Katanya aku dah lama nggak berkabar. Sepertinya hanya FB yang kangen sama aku. Atau ada yang lain? Komen aja kalau kangen ya, jangan malu-malu.

Jadi, aku belakangan merasa kayak nggak produktif lagi dalam menulis, hanya karena aku nggak menghasilkan buku setelah novel Mencari Bapak hadir.

Bukan nggak mau sih. Tapi, ternyata ikut kelas-kelas sana-sini juga butuh waktu dan effort yang lumayan menyita perhatian juga. Apalagi disamping menulis, aku juga mengajar kelas menulis di sekolah-sekolah kemudian menyunting dan menyusun hingga dapat dicetak dan diterbitkan. Bagiku menyunting bukan perkara mudah. Karena butuh kejelian dan ketelitian ekstra. Apalagi yang diedit itu adalah naskah anak-anak yang masih dalam tahap proses belajar menulis awal banget. Tentunya tak segampang itu mengolah naskahnya menjadi tulisan yang layak dibaca dan diterbitkan. 

Awalnya aku berkecil hati sebagai penulis. Dimana banyak teman-teman penulis lain yang semakin bertambah karyanya, sementara naskahku masih berada dalam daftar tunggu file. Hanya berupa naskah yang belum sempat diproses ke penerbit. Sok sibuk banget kayaknya ya. 

Tapi, begitu menyaksikan buku-buku karya para menteku satu persatu hadir, seperti buku di bawah ini yang ditulis oleh AFS writing club. Seketika rasa bahagia menyeruak. Walau hanya membimbing saja dalam menghadirkan karya orang lain sudah membuat aku bahagia, itu sudah cukup. Bekerja dalam bentuk apapun sebenarnya memang lelah, tapi akan terbayar jika dengan melakukannya hadir kebahagiaan. Kurasa demikian berita tentangku hari ini. Semoga teman-teman FBku dimanapun berada juga berbahagia dengan membaca statusku kali ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hokben, Pilihan Keluarga Kita

Liburan ke Takengon