Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Berusaha, Dapat pahala kan?

Gambar
Yang kecil-kecil itu memang selalu kelihatan lucu. Belum bicara saja kadang sudah bikin kita tersenyum memandangnya. Jadi aku heran kalau ada orang yang sampai hati melukai atau bahkan menyakiti makhluk yang kecil-kecil sampai mati. Seperti kisah orang yang menginjak anak kucing sampai mati. Sungguh tak masuk di akal sehatku. Hanya orang yang hatinya bermasalah lah yang sanggup menyakiti makhluk-makhluk kecil nan menggemaskan. Kali ini, Hakim bagiku memang selalu tampak kecil. Jelas dong, kan memang dia masih kecil. Anak kecil itu karena ketidak tahuannya dan kestabilannya, kalau bukan menghibur ya jadi masalah. Siang itu, di hari ke 15 Ramadhan, ia sudah bangun sahur dan menahan diri dari tidak makan sampai dengan siang hari. Biasanya bangun sahur susah dan kalau pun bangun sahur, antara jam 7-8 biasanya udah minta makan. Kali ini, sambil mengelus dada dia menjumpai aku yang sedang mempersiapkan bahan masakan. "Kenapa, Bang?"tanyaku sesaat setelah melihatnya mengelus dada da

Hari Kedua Hakim Puasa

Siang menjelang sore tiba. Hakim datang ke kamarku. Tiba-tiba ia memelukku sambil menangis dengan tangisan menyayat hati. "Ummi, kita nggak mau masuk neraka. Kita mau masuk surga," ujarnya. "Iya, Ummi tahu. Ummi pun pengen Hakim masuk surga," jawabku. "Tapi, kita nggak tahan," sambungnya lagi. "Nggak tahan apa?" tanyaku. "Nggak tahan, kalau nggak makan," jawabnya.  Jujur, antara mau kekeh sama terharu daku dengar penuturan bocah satu ini. Bagaimana sempat terpikir begiu jauh. Surga dan neraka. Sementara aku nggak pernah menceritakan detail perihal surga dan neraka padanya.  Kalau cerita pun cuma sekedar saja, bahwasanya surga itu indah, lebih indah dari dunia. Dan neraka itu panas. Itu saja.

Hari Pertama Hakim berpuasa Penuh

Sebenarnya, banyak hal menarik terjadi di bulan Ramadhan ini, bagiku. Gimana enggak, dua orang anakku berulang tahun di bulan yang sama. Saat mereka memasuki fase baru usianya. Masa ini pula, tampak sekali perbedaan dari berbagai pola pikir dan perilaku mereka sehari-hari. Semuanya jauh berbeda dengan Ramadhan sebelumnya. Lihatlah, anakku Hakim. Dia akan berulang tahun yang ke 7 tanggal 28 nanti. Saat kusampaikan usianya yang menjelang genap 7 tahun, tampak binar bahagia di wajahnya.  Bukan itu saja, perubahan dalam sikap pun mulai kelihatan. Selain cara berpikirnya yang semakin kritis.  Jika tahun-tahun sebelumnya ia hanya antusias dengan ritual berbuka puasa, kali ini ia mulai paham, bahwa ia tergolong kepada orang yang wajib berpuasa. Meski masih kanak-kanak, sudah sepatutnya membiasakannya dengan menahan diri. Begitu pikirku. Karena anak yang dapat menahan diri saat berpuasa, kelak ia juga akan sanggup mengendalikan emosinya. Semuanya bermula di waktu kecil. Memang susah menguatkan

Project Kampung Komunitas

Pos 3 Orientasi Kampung Komunitas Membuat Mini Project Rencana Mini Project Story Telling Alasannya: ingin menanamkan semangat baca pada anak-anak dan diri sendiri, kemudian menguatkan bacaan dengan menceritakan kembali. Judul: Story Telling  Deskripsi: Anak-anak akan diminta membaca sebuah buku dengan judul yang sama. Kemudian mereka akan saya minta menceritakan kembali isi buku tersebut dan menambah pendapat pribadi sebagai latihan memberi pandangan atas apa yang dibaca. Sasaran: anak-anak Waktu: hari Minggu Tempat: di rumah #stayathome Estimasi dana: 20.000 untuk cemilan Parameter keberhasilan: saat mereka dapat bercerita ulang dengan lancar. Dan berani mengemukakan pendapat

Pakaianku, kebahagiaanku

Beberapa hari ini, aku rajin memperhatikan kakak-kakak ke mushala kampus. Mereka terlihat anggun dengan jilbab lebarnya. Saat mereka berjalan bersama-sama, aku sampai terkesima dibuatnya. Aku pun heran, entah apa yang membuat pemandangan itu begitu menarik. Terutama di siang hari yang panas. Saat mereka melintas kelasku, seakan-akan panas yang terik menjadi lebih teduh.  Lepas jam kuliah, aku langsung menuju musala kampus. Seperti biasa, aku punya kebiasaan menanti jam salat zuhur. Tak banyak teman yang senang ke musala. Mereka lebih suka langsung pulang saja. Atau lebih memilih duduk di bangku koridor kampus. Sendirian. Duduk ambang pintu. Seorang kakak kelas memakai jilbab lebar dan baju panjang tersenyum setelah mengucapkan salam. Aku lama menjawab salamnya. Sibuk memperhatikan jilbab dan gamis yang terlihat serasi di tubuhnya. "Wa-alaikumussalam," jawabku terbata. Sang kakak mengulurkan tangan padaku. Kusambut tangan berjari lentik itu dan memasang senyum termanis yang ku

Jangan Abaikan Anak

Anak-anak yang sering ditolak, perasaannya diabakan, akan tumbuh menjadi anak tanpa rasa empati. Bisa meniru, tak bisa merasa. Itulah yang aku lihat dari NF. Entah ada berapa banyak anak yang hidup dalam pengabaian orang tua. Faktanya, walau anak tersebut bukan hidup bersama ibu tiri, dengan ibu kandungnya saja kadang ada yang diabaikan.  Sebutlah namanya Bunga. Aku sering sedih dengar ceritanya. Hidup dalam kesepian seperti hidup tanpa ayah, ibu dan saudara. Padahal ia punya kakak perempuan. Ayah dan ibu juga ada. Di rumah, ayah tiri juga ada. Namun tak seorang pun peduli pada Bunga. Anak kelas 1 SMP yang semestinya masih butuh amat banyak perhatian dan tuntunan.  Ayah kandung, sibuk bekerja. Ayah tiri apalagi. Ibu, pergi pagi sekali sebelum Bunga bangun bahkan. Kakak, tak pernah menganggap gadis yang baru tumbuh itu ada. Pulang dan pergi sesukanya tanpa sepatah kata pun. Bunga, pergi sekolah selalu terlambat diantar oleh seorang yang dibayar untuk mengantar jemputnya. Tugas sekolah d

Saat Mengajak Ananda Berenang

Gambar
 sore tadi baru pulang dari kolam renang. Dalam perjalanan pulang, aku ceramah panjang lebar tentang pentingnya menjaga pandangan. Secara anakku kan laki dua orang.  Mungkin kita beranggapan biasa ya, lihat anak kecil nggak pakai sehelai kain di depan keramaian mungkin. Apalagi di depan anak laki-laki seusianya. Kayak tadi di kolam. Dengan santainya si anak yang kulihat sepertinya berumur 7-8 tahunan itu membuka helai demi helai pakaian sampai ke dalamannya saat aku tiba di pancuran. Tempat laki-laki yang selesai berenang membersihkan diri dari air kolam.  Ibu si anak juga ada di situ. Tetapi ia nggak perhatian sama apa yang dilakukan si anak. Ia sibuk mengobrol dengan orang lain. Dan, si anak pun sepertinya biasa aja bersikap begitu. Sampai aku nggak tahan hati lihatnya, kucoba sampaikan supaya ia pakai dalamannya. Tapi ia ngotot tak apa. Namanya nggak kenal. Wajarlah dia nggak mau nurut. Siapa 'elo', barangkali pikirnya. 😬 Hingga seorang ibu yang sama-sama pakai

Konsep Aktivitas Sosial yang Saya Rencanakan

Sebenarnya ini adalah rencana lama. Tetapi belum sempat terealisasi. Saya ingin sekali membuat sebuah sanggar kegiatan anak. Dimana anak-anak dapat bermain, bersosialisasi, belajar banyak hal sesuai minatnya. Tapi, untuk di awal, saya ingin sekali membuat perpustakaan bergerak. Keliling kampung dengan sepeda. Kenapa dengan sepeda? Karena saya suka bersepeda. Demikian juga anak-anak, jadi bisa melibatkan mereka dalam projek ini. Begitu juga membaca, anak-anak paling suka membaca bersama-smaa, apalagi dibacakan. Dulu, waktu di Lhokseumawe, sebulan sekali saya mengundang anak tetangga untuk membaca bersama. Kemudian meminta mereka membaca bergantian dan menceritakan kembali apa yang mereka baca. Kemudian, kami juga bikin kegiatan bermain bersama. Mulai dari memasak sampai bermain dengan origami, plastisin dan slime. Setelah itu diakhiri dengan makan-makan. Makannya bawa masing-masing, kita mencoba budaya Aceh yang sudah terkikis, yaitu 'meramin', makan nasi bersama di tengah alam

Tugas 3 Habituasi SC Ibu Profesional

Perilaku Lingkungan Yang mengkhawatirkan Sudah lama saya memperhatikan lingkungan sekitar. Baik yang terdekat, maupun yang harus saya jangkau dengan kendaraan. Khususunya desa Gla Meunasah Baro, tempat saya tinggal dan Banda Aceh pada umumnya. Ada beberapa poin yang membuat saya khawatir dan ingin melakukan sesuatu di sini. 1. Distribusi pembuangan sampah yang masih sembarangan. 2. Kurangnya minat baca dan belajar pada masyarakat. 3. Kurangnya kemauan berbagi satu sama lain. 4. Kurangnya kemampuan memahami Alquran. Terutama membaca Alquran dengan tajwid yang benar. 5. Kurangnya kesadaran para ortu tentang bahaya gadget sehingga mengizinkan anak bermain handphone berlebihan. Sampai sekarang,  saya belum melakukan apa-apa. Masih sebatas doa saja. Walau, tentu saja saya punya cita-cita ingin sekali berbuat dalam rangka menjadi changing maker diantara ke 5 hal yang telah saya perhatikan dalam masyarakat sekitar saya. Dalam bayangan saya, ingin sekali saya memiliki proyek keluarga yang meli

Kampung Dongeng Aceh

Kampung Dongeng Aceh Kampung dongeng Aceh yang beralamat di Lamgapang, kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh besar. Perintisnya di Aceh adalah Bunda Dayah, lengkapnya Siti Nurhidayah. Banyak sekali kegiatan yang dilakukan oleh kampung dongeng ini selain mendongeng secara rutin dan kadang berkeliling ke sekolah-sekolah. Pernah juga mereka mendongeng di lapangan dalam rangka pengabdian relawan baru.  Dengan adanya kampung dongeng di Aceh, tersedia wadah bagi anak-anak berkreasi dengan bermain, berkarya, bercerita dan lain hal yang dapat mengembangkan potensi anak. Relawan kampung dongeng yang ramah, juga membuat anak-anak nyaman dan betah menghabiskan waktu berlama-lama di sekretariat Kampung Dongeng Oh iya, jika ada acara-acara yang melibatkan anak-anak, Kampung Dongeng juga siap diundang, kok. InsyaAllah akan menceritakan dan menyajikan rangkaian kegiatan menarik untuk anak-anak. Sehingga anak-anak tak hanya terhibur, tapi juga mendapatkan pesan dan wawasan. #materi2 #empati #charity #fil

zam-zam Penyelamat

Zam-zam penyelamat Pagi itu aku keluar dari masjid Nabawi dalam keadaan lapar. Iya, setelah bergumul dalam lautan manusia menuju pintu Raudhah, perutku terasa melilit sekali. Entah berapa gelas air zam-zam yang telah kuhabiskan untuk sekedar mengisi lambung. Setidaknya, cukup punya tenaga untuk kembali ke hotel.  Terus terang, aku merasa sakit. Bukan, bukan pada anggota tubuhku. Melainkan di dalam sana. Ia adalah hati. Ia adalah sesuatu yang jika baik ia, akan baiklah hal lainnya. Jika buruk ia, akan buruklah hal lain pula. Sakit yang kurasakan. Adalah rasa sedih karena tanpa sengaja, saat berlari tadi, aku sempat menabrak seseorang, tanpa sengaja. Namun aku bahkan tak bisa berhenti untuk minta maaf padanya. Tidak bisa, dalam lautan manusia yang hanya mementingkan diri sendiri semua. 'Ini baru di dunia, bagaimana pula di Yaumil masyar kelak' batinku saat itu. Semua manusia saling cuek. Yang penting dia bisa masuk dan mendekati tepi kubur Nabi terlebih dulu. Tak peduli siapa men

Tugas 1 Habituasi SC Ibu Profesional

Tugas Kelas Habituasi Sejuta Cinta Bahagia ketika Berbagi Setiap pilihan,  tentu ada konsekuensi yang harus kita terima. Misal, kita memilih sebuah komunitas, harus pula menerima diberikan tugas dan kewajiban lainnya, baik sebagai member maupun pengurus. Kali ini, di kelas Habituasi Sejuta Cinta Ibu profesional, kami diberikan tugas berbuat kebaikan kepada 3 orang yang berbeda. Aku sempat bersedih hati. Karena aku cuma di rumah. Bagaimana aku bisa berbuat kebaikan kepada 3 orang yang berbeda? Sementara, setiap harinya aku cuma bertemu anak dan suami. Satu lagi teman-teman dunia maya. Kemudian, seorang teman mengingatkan, bahwa di rumah, walau hanya membikinkan teh manis untuk suami adalah kebaikan. Wah! Ternyata banyak nian kebaikan yang kulakukan selama ini tanpa kusadari. Mungkin karena telah menjadi habit. Aku tak sadar, bahkan hal seperti itu adalah istimewa adanya. Aku baru ingat juga, hari Kamis kemarin, adik ipar ku baru pulang dari bepergian jauh. Karena jalan pulang ke rumahny

Tanah Gayo yang Penuh Bunga

Gambar
Tempat yang paling aku suka itu ya yang banyak bunganya. Sepanjang jalan menuju Gayo Land, banyak sekali bunga-bunga cantik yang tumbuh liar maupun di perumahan penduduk. Tapi jalannya yang melingkar-lingkar. Nggak memungkinkan untuk difoto. Kalau berhenti takut kena semprit klakson. Syukurnya aku sampai di 'Burtelege', berupa bukit yang dijadikan tempat wisata. Di situ banyak spot-spot indah dan menarik untuk pengambilan foto. Kayaknya foto prawedding cocok juga di sini. Kalau suka temanya. Di sini juga banyak bunga yang sepertinya sengaja di tanam dan dibudidayakan. Terlihat dari papan peringatan yang melarang pengunjung memetik atau mencabut bunga-bunga yang ada. Walaupun, sepertinya ada juga sih, yang cabut bunganya. Mudah-mudahan cuma anak-anak yang terlepas kontrol orang tuanya ya. Karena di sini juga ada papan peringatan agar anak-anak berada di bawah pengawasan orang tua.  Jenis bunga di sini tidak begitu banyak yang model berbunga. Lebih banyak varietas yan

PKS dan kemanusiaan

Ibukota dan sekitarnya sedang banjir besar. Ada yang terjebak di lantai dua. Ada yang barang-barangnya hanyut dibawa banjir. Bahkan termasuk kendaraan. Bahkan ada yang menahan lapar selama beberapa hari. Hiks. Sedih. Terbayang, pasti amat mengerikan. Jadi teringat tsunami dulu yang membawa semua yang kita sayangi. Beberapa tahun lalu, saat tinggal di Lhokseumawe. Aku juga pernah mengalami hal yang sama. Banjir yang datang tak terduga akibat hujan yang turun terus menerus membuat rumahku di huni air setinggi lutut orang dewasa. Tak terbayang jika anak-anak yang berada di dalamnya. Kala itu anakku yang paling kecil berusia 3 tahun. Kebetulan rumahku adalah rumah lama. Jadi lantainya rendah dan amat rentan terendam banjir walau sedikit. Beberapa hari kami tinggal bertemakan gemericik air di dalam rumah. Hingga akhirnya kami bahkan nggak bisa masak lagi. Karena gas juga ikut membeku dan stok bahan makanan juga habis. Saat itu, Sosok yang paling mengkhawatirkan kami waktu itu bukanlah tetan