Lelaki itu

Lelaki itu

Ia yang berjanji menunggu di tepi sebuah haud. Ia yang menyimpan air sebuah telaga untuk saudaranya yang dirindukan bahkan sebelum melihat wajahnya. Hingga para sahabat cemburu dan bertanya perihal saudara lelaki itu.

Ia pula yang mengkhawatirkan orang lain saat maut sedang menjemputnya. Berharap, hanya ialah yang akan merasakan sakitnya ketika malaikat Izrail melaksanakan tugasnya.

Ia yang 14 abad yang lalu merindukan orang-orang yang tidak pernah berjumpa dengannya, namun beriman dan mengikuti segala sunnahnya. Bahkan dalam doa-doanya yang terbaik telah dipersiapkan untuk berjumpa dengan saudara-saudara yang tak pernah dilihat wajah dan rupanya seperi apa ketika nanti di Padang Mahsyar.

Lelaki istimewa bersahaja itu... 
Yang selalu memuliakan wanita bahkan hingga ajalnya menjemput, khawatir seperti apa kelak wanita akan diperlakukan. Akankah dimuliakan? Atau ditelantarkan?

Allahumma sallim wa barik Alaik.

Sungguh engkau lelaki mulia yang tak pernah tergantikan sepanjang masa.

Tak ada rindu yang lebih indah, selain rindumu pada kami.
Tak kasih yang lebih suci, selain kasihmu pada kami

Maafkan kami yang selalu bilang rindu, namun tak sepatah upaya mengikutimu.

Maafkan kami yang selalu bilang cinta, namun cuma bisa mengungkapkannya dengan acara makan-makan

Allahumasallim  wa sallim wa barik Alaik

Salam rindu dariku, 

Ummat akhir zaman,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hokben, Pilihan Keluarga Kita

Menjadi Mentor Menulis

Liburan ke Takengon