Berusaha, Dapat pahala kan?

Yang kecil-kecil itu memang selalu kelihatan lucu. Belum bicara saja kadang sudah bikin kita tersenyum memandangnya.

Jadi aku heran kalau ada orang yang sampai hati melukai atau bahkan menyakiti makhluk yang kecil-kecil sampai mati. Seperti kisah orang yang menginjak anak kucing sampai mati. Sungguh tak masuk di akal sehatku. Hanya orang yang hatinya bermasalah lah yang sanggup menyakiti makhluk-makhluk kecil nan menggemaskan.

Kali ini, Hakim bagiku memang selalu tampak kecil. Jelas dong, kan memang dia masih kecil. Anak kecil itu karena ketidak tahuannya dan kestabilannya, kalau bukan menghibur ya jadi masalah.

Siang itu, di hari ke 15 Ramadhan, ia sudah bangun sahur dan menahan diri dari tidak makan sampai dengan siang hari. Biasanya bangun sahur susah dan kalau pun bangun sahur, antara jam 7-8 biasanya udah minta makan.

Kali ini, sambil mengelus dada dia menjumpai aku yang sedang mempersiapkan bahan masakan.

"Kenapa, Bang?"tanyaku sesaat setelah melihatnya mengelus dada dan menarik napas..

Dia ini paling nggak tahan cium aroma masakan. Puasa, tak puasa tetap saja aroma itu amat mengusik hidungnya.

"Ummi, kalau kita berusaha, apa kita dapat pahala?" tanyanya.

"Iya, dong," jawabku singkat. Hakim ini model anak nggak bisa dijelasin panjang lebar. Jadi, aku harus mengupayakan bicara dengan singkat dan jelas sama dia.

"Kalau gitu kita akan berusaha," sambungnya pula.

Sumpah. Aku nggak ngerti maksud ini anak. Tetapi dibuat paham setelah dia sambung lagi kalimatnya," kita akan berusaha menahan lapar sampai azan," 

"Alhamdulillah," ucapku. 

Anak ini satu memang paling puitis dan romantis. Cuma mau bilang gitu saja dia sempat-sempatnya mendatangi aku ke dapur. 

Dan, syukurnya lagi, ucapannya memang sesuai yang diupayakan. Dia memang bertahan sampai azan berkumandang. 

Selama ini aku nggak pernah paksa dia puasa. Walaupun setelah sahur dia akan sahur lagi untuk kedua kalinya, aku tetap bangunkan ia sahur. 

Bagiku manusia itu berproses. Nggak ada yang bisa instan terjadi. Saya tahan tubuh orang pun begitu. 

Hakim ini hari-harinya memang nggak tahan kalau nggak makan sebentar aja. Maunya ngunyah terus, nggak berhenti. Wajar kalau dia memang kesusahan berpuasa. Pantas kalau berpuasa baginya adalah tantangan besar. 

Segala sesuatu yang indah selalu saja ada proses rumit dibaliknya. Lihatlah kupu-kupu, apakah kita berpikir begitu terlahir ke dunia ini dia langsung bisa terbang lincah memamerkan sayapnya nan indah gemulai? Tentu saja nggak semudah itu. Ia harus melalui tahap demi tahap. Suka tidak suka, mau tidak mau. Ia harus rela bersusah payah menjadi ulat terlebih dahulu. Ia juga harus bersabar terkurung dalam rumah beberapa waktu lamanya hingga akhirnya ia akan tampil memukau siapa saja di luar sana. 

Semua tampak melelahkan, dan menguras kesabaran. Tetapi tentu saja hasil itu sesuai perjuangan. Tidak ada yang mustahil di dunia ini.

#inongliterasi
#inongacehteumuleh

Komentar

  1. Ya Allah Hakiim, so lovely. Aini suka kali gaya dialah. Selamat Ramadan dan berusaha ya, Hakim..Percaya banget dia tipe ngunyah2 terus, badannya bedagok sehat gitu. Hihihi

    BalasHapus
  2. Selamat, ini komentar pertama di blog kakak.

    Wah senangnya��

    Makasih ya, Bunda Aini sudah mampir dan jenguk kami��

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hokben, Pilihan Keluarga Kita

Menjadi Mentor Menulis

Liburan ke Takengon