Hari Pertama Hakim berpuasa Penuh

Sebenarnya, banyak hal menarik terjadi di bulan Ramadhan ini, bagiku. Gimana enggak, dua orang anakku berulang tahun di bulan yang sama. Saat mereka memasuki fase baru usianya. Masa ini pula, tampak sekali perbedaan dari berbagai pola pikir dan perilaku mereka sehari-hari. Semuanya jauh berbeda dengan Ramadhan sebelumnya.

Lihatlah, anakku Hakim. Dia akan berulang tahun yang ke 7 tanggal 28 nanti. Saat kusampaikan usianya yang menjelang genap 7 tahun, tampak binar bahagia di wajahnya. 

Bukan itu saja, perubahan dalam sikap pun mulai kelihatan. Selain cara berpikirnya yang semakin kritis. 

Jika tahun-tahun sebelumnya ia hanya antusias dengan ritual berbuka puasa, kali ini ia mulai paham, bahwa ia tergolong kepada orang yang wajib berpuasa. Meski masih kanak-kanak, sudah sepatutnya membiasakannya dengan menahan diri. Begitu pikirku. Karena anak yang dapat menahan diri saat berpuasa, kelak ia juga akan sanggup mengendalikan emosinya. Semuanya bermula di waktu kecil.

Memang susah menguatkannya menahan lapar. Karena sudah jadi kebiasaannya sehari-hari makan nasi sebentar-bentar, tak kenal waktu. 

Saat ia mampu berpuasa penuh seharian kemarin, itu suatu prestasi menggembirakan bagiku. Waktuku memang terkuras banyak seharian untuk terus menguatkannya dengan motivasi dan pelukan agar ia tetap semangat. Tetapi, semuanya menjadi kebahagian sendiru saat melihatnya berbuka puasa dengan penuh semangat.

Aku sebenarnya udah senang aja akan prestasinya kemarin, sanggup bangun sahur, dan bisa berpuasa penuh hingga waktu berbuka. Tapi, sahur pagi ini, tetiba dia mogok bangun, tak apalah, namanya juga masih latihan. Asalkan kita sebagai ortu nggak putus asa selalu mengingatkan dan tetap membangunkan meski sahurnya udah telat. Lama-lama juga akan terbiasa sendiri.


#ceritaramadhan
#hari1
#inongliterasi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hokben, Pilihan Keluarga Kita

Menjadi Mentor Menulis

Liburan ke Takengon