TEMAN YANG MENYENANGKAN

      Sumber Foto: pixels

Setiap manusia terlahir dengan naluri alamiah yang membutuhkan orang lain. Sejak lahir, sampai meninggal dan dikuburkan, manusia selalu membutuhkan satu sama lain. Oleh sebab itu, kita disebut sebagai makhluk sosial. 


Memiliki teman seakan menjadi kebutuhan mutlak yang tak bisa dipungkiri. Dari pertemanan inilah muncul rasa persaudaraan dan dari situ pulalah silaturahmi akan terjalin mesra sehingga menguatkan jalinan ukhuwah sesama muslim.


Setiap manusia diciptakan dengan segala macam keunikannya masing-masing. Oleh sebab itu, seseorang pasti berbeda dari temannya. Kita tidak bisa menginginkan seseorang sama dengan kita. 


Namun, sebagai seorang teman, tentunya kita sangat ingin merasa nyaman dalam berhubungan. Rasa nyaman itu akan kita dapatkan jika teman kita adalah sosok yang menyenangkan. 


Lalu, bagaimana pula sosok yang menyenangkan itu?


Teman yang menyenangkan itu bukan teman yang toksik, yang suka membicarakan dirimu saat bersama orang lain dan membicarakan orang lain saat bersama dirimu. 


Berhati-hatilah jika menemui teman yang toksik. Karena kita takkan pernah aman dari ancaman lidahnya. Perkataannya pun akan selalu mengkritik dan menyalahkan kita apapun yang kita lakukan. 


Teman yang menyenangkan itu yang tidak menganggap kita sebagai pesaingnya. Ia akan senang dengan pencapaian yang kita raih dan akan bersedih jika kita gagal. Ia tidak pula merasa terancam dengan keberadaan kita. 


Teman yang menyenangkan  rela menampung semua permasalahan kita tanpa menyela sedikitpun.


Teman yang menyenangkan itu, selalu ada saat kita membutuhkannya, walau sehari-hari ia sibuk dengan kegiatannya.

Kita tahu di mana mencarinya sebab ia akan selalu ada di sampingmu dalam suka maupun duka.


Teman yang menyenangkan itu pastinya yang tulus. Ia yang berhati murni. Tidak ada topeng di antara pertemanan yang dijalinnya. Apa adanya dan tidak dibuat-buat.


Di samping itu, seorang teman juga akan sangat menyenangkan lagi jika ia paham adab-adab dalam berteman. Apalagi bila ia seorang muslim. 


Imam al-Ghazali dalam risalahnya berjudul Al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman 444), menyampaikan sebagai berikut:


 “Adab berteman, yakni: Menunjukkan rasa gembira ketika bertemu, mendahului beruluk salam, bersikap ramah dan lapang dada ketika duduk bersama, turut melepas saat teman berdiri, memperhatikan saat teman berbicara dan tidak mendebat ketika sedang berbicara, menceritakan hal-hal yang baik, tidak memotong pembicaraan dan memanggil dengan nama yang disenangi.”



1.Menjumpai teman dengan wajah berseri

Siapa yang tidak senang jika ditemui dengan perasaan gembira? Pastinya tidak ada. Saat kita ingin bertemu seseorang, kita akan merasa senang jika disambut dengan wajah semringah dan penuh senyum kesenangan. Ini tandanya hubungan antara teman yang baik terljalin mesra. 


2. Mengucapkan salam

Siapapun boleh lebih dulu mengucapkan salam ketika bertemu. Mengucap salam tidak perlu menunggu. 


3.Ramah

Ketika berbincang kita pastinya akan menyukai seorang teman yang ramah. Mau merespon apa yang kita sampaikan meski dengan tersenyum. Bukan yang berwajah kaku bahkan acuh pada pada kita saat duduk bersamanya. Dengan bercengkrama, akan menimbulkan keakraban antar teman.


4. Melepas teman saat berpamitan. 


Ini kadang juga semakin menambah yakin akan penerimaan saat berteman. Kita akan merasa canggung berinteraksi kembali jika saat bertemu, si teman tidak melepas kepergian kita dengan mengantar sampai pintu jika bertemu di rumahnya.


5. Tidak berdebat saat bicara


Berdebat itu akan mengeraskan hati. Sungguh kita tidak akan senang bertemu orang yang suka berdebat apalagi jika jarang bertemu malah diajak berdebat.



6. Tidak memotong pembicaraan dan jadi pendengar yang baik. 


Sulit memang untuk tidak memotong obrolan dan buru-buru ingin menceritakan kita. Tapi cobalah, maka kita akan mendapatkan diri menjadi sosok yang menyenangkan diajak bicara.


7. Memanggil dengan panggilan yang disenangi.


Setiap orang punya panggilan yang disenangi. Memanggil dengan nama yang disukai, akan membuat orang lain nyaman berada bersama kita.


Walaupun begitu, tentu saja sebagai teman, seseorang tak luput dari salah dan silap. Tentu saja lapang dada dan saling memahami satu sama lain sangat dibutuhkan agar pertemanan yang menyenangkan itu dapat terjaga hingga ke surga.

Komentar

  1. Teman yang toksik patut dijauhi ya, mba. Diingatkan dulu bahwa ia salah, perbuatannya akan membuat dia kehilangan teman. Teman selalu hadir saat kita butuhkan, selalu memberi kekuatan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak. Sebaiknya bergaul dengan teman yang positif

      Hapus
  2. Saya setuju dengan memanggil panggilan yang disenangi. Ini akan membuat orang kita panggil merasa dihargai dan imbal baliknya ia pasti akan lebih dekat lebih akrab dan lebih hangat

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hokben, Pilihan Keluarga Kita

Menjadi Mentor Menulis

Liburan ke Takengon